Selasa, Maret 31, 2009

WE WILL NOT GO DOWN (Song for Gaza)

Kita sudah selayaknya bersyukur yang tiada henti, karena kita bisa merasakan hidup dalam sebuah negara yang damai (kalaupun sering terjadi konflik dalam diri, kita sendiri yang membuatnya). Nasib saudara kita yang saling berperang, selalu menyisakan ganjalan dihati, kenapa mereka tak berdamai saja, padahal damai bagaimanapun juga lebih baik dari pada bertikai. Sebuah gambaran bagaimana sedihnya hidup diantara pertikaian membuat hatiku merintih, sebuah gambaran yang dikisahkan sangat menyentuh hati. seperti yang diciptakan oleh Michael Heart, setidaknya sebuah lagu bisa mengetuk hati kita untuk mendoakan dan menyemangati mereka agar tetap kuat. Lagu ini....hiks hiks, menyentuh sekali.....

WE WILL NOT GO DOWN (Song for Gaza)
(Composed by Michael Heart)
Copyright 2009
A blinding flash of white light
Lit up the sky over Gaza tonight
People running for cover
Not knowing whether they’re dead or alive
They came with their tanks and their planes
With ravaging fiery flames
And nothing remains
Just a voice rising up in the smoky haze
We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight
Women and children alike
Murdered and massacred night after night
While the so-called leaders of countries afar
Debated on who’s wrong or right
But their powerless words were in vain
And the bombs fell down like acid rain
But through the tears and the blood and the pain
You can still hear that voice through the smoky haze
We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight

Tangki Cinta

Tangki Cinta,hemm.... istilah yang belum lama kukenal. Aku mencuri-curi dengar saat Bapak Ariesandi S memberikan seminar kepada orang tua murid Mathemagics Yogyakarta. Sepenangkapku, tangki cinta ibarat tangki tempat untuk menampung bahan bakar sebuah kendaraan agar bisa bergerak dan digunakan sebagaimana mestinya. Seperti itulah manusia. Setiap manusia mempunyai semacam tangki yang harus diisi. Jika dalam sebuah kendaraan membutuhkan bensin,solar,dll, maka manusia membutuhkan bentuk2 kasih sayang untuk mengisi tangki cintanya. Kita ambil contoh seorang anak, Jika dia memperlihatkan gejala seperti rewel dan menjengkelkan sebagai bentuk dirinya merasa tidak diterima (karena tidak mendapat perhatian walaupun sudah meminta) yang akhirnya memunculkan kemarahan dalam diri, merasa tidak berharga, itu sudah bisa dipastikan tangki cintanya tidak terpenuhi bahkan kosong. Hal ini jika terjadi terus menerus akan mengakibatkan dia tidak pernah menuruti perkataan orang tua, takut gagal, tidak berani mengambil keputusan dan sikap negatif yang lain. Orang yang bertanggung jawab mngisi tangki cintnya yang utama adalah orang tua sebagai figur lekatnya. Selanjutnya bisa dari pengasuh, teman, guru atau keluarga yang lain. Banyak orang tua yang sudah merasa memberikan cinta pada anak secara penuh,tapi anak masih memperlihatkan sikap seolah-olah anak tidak terpenuhi tangki cintanya, bisa disebabkan karena bentuk cinta yang diberikan orang tua tidak diterima dengan tepat oleh anak. (Sebagai contoh, orang bule yang fasih berbahasa inggris,mengunjungi sebuah kampung, dia mengatakan semua maksud dan tujuannya dengan sangat jelas, namun orang yang dia ajak berbicara sama sekali tidak menerima maksudnya karena bahasa yang digunakan tidak dimengerti oleh sang penerima) , itu halnya kenapa maksud dan tujuan tidak bisa diterima karena perbedaan bahasa. Sudah barang tentu bahasa orang tua tidak dimengerti oleh anak, karena jalan pemikiran, juga sudah berbeda. Untuk memaksakan anak mengerti bahasa kita, itu adalah hal yang sangat sulit, lebih bijaksana jika kita sebagai orang tua yang menyesuaikan diri, saat berbicara dengan anak. Kita bisa menggunakan bahasa anak. Sebagai contoh, saat anak kita sakit dan ia menginginkan main air , kita mengatakan "sayang, kamu tuh sakit!kalau kamu main air, kamu akan tambah sakit" kira-kira apakah anak akan menangkap maksud kita? padahal itu bentuk kasih sayang kita agar sakitnya tidak tambah parah. Namun disisi lain amak tidak tahu hubungannya sakit, dengan main air...apakah tidak lebih bijaksana kita pelan-pelan menjelaskan "Sayang, sekarang kan adik lagi sakit, tuh badannya menggigil, dinginkan? kira-kira kalau adik main air tambah dingin nggak ya?kalau main air, terus rasanya tambah dingin, tambah sakit gimana? lebih enaknya,sekarang adik istirahat dulu biar cepet sembuh, nanti kalau sudah sembuh adik main air sama mama, pasti lebih asyikkk" ya mungkin dengan pengertian yang labih,d an mengkondisikan dengan keinginan anak, anak akan menuruti permintaan kita secara senang dan dia merasa disayangi. Lebih penting manakah " ORANG TUA YANG MERASA MENYAYANGI ANAKNYA atau ANAK YANG MERASA DISAYANGI ORNG TUA". Untuk bahasa cinta yang kira-kira bisa diterima dengan tepat oleh anak,bahas di postingan selanjutnya ya....sudah terlalu panjang.(nanti malah membosankan hehehe).